Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pada Rapat Terbatas 16 Maret
lalu, telah diputuskan program pemberian beras untuk rakyat miskin
(raskin) akan diganti dengan voucher pangan yang akan disampaikan
langsung kepada rumah tangga yang menjadi sasaran.
“
Mensos, Mentan, dan ka-Bulog berbincang-bincang sebelum Membahas mengenai Perubahan |
Harapan Presiden, dengan mereformasi
ini, rakyat yang belum sejahtera dan belum mampu akan memiliki lebih
banyak pilihan dengan bisa membeli sembako di pasar atau toko dengan
kualitas yang lebih baik. Serta juga bisa memperoleh nutrisi yang lebih
seimbang, tidak hanya karbohidrat namun juga protein, misalnya telur.
Dengan adanya reformasi ini,
imbuh Presiden, pedagang-pedagang sembako di pasar juga bisa mendapatkan
tambahan peluang usaha dan bisa dipercayakan.
“Dan yang tidak kalah penting, melalui reformasi ini Bulog akan kita kembalikan lagi fungsinya sebagai buffer stock
sebagai stabilisator harga beras dan bahan-bahan yang lainnya dan juga
penyangga harga gabah petani apabila harga gabah jatuh,” jelas Presiden.
Presiden meminta agar perubahan ini
secara bertahap dapat di mulai dan diterapkan pada awal 2017. Ia juga
meminta ada sebuah peta jalan perubahan yang direncanakan dengan matang
sehingga proses transisi ini bisa berjalan dengan baik.
Untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau
misalnya di Papua, Yahukimo, Yalimo, Natuna, Morotai, dan daerah
lainnya, Presiden Jokowi mengatakan perlu kebijakan-kebijakan khusus
yang harus disusun.
Angka Kemiskinanan
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi
juga menyinggung data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa
per Maret 2016 bahwa angka kemiskinan turun dari sebesar 11,22%
pada Maret 2015 menjadi 10,86% pada Maret 2016 .
“Ini menjadi sebuah momentum yang baik
karena beberapa hal, yang pertama karena inflasi yang terus bisa kita
jaga pada angka-angka 3- 4%,” tutur Presiden.
Kemudian yang kedua, lanjut Presiden,
dana-dana yang mengalir ke desa berupa Dana Desa juga mempengaruhi
terhadap angka kemiskinan yang ada di desa- desa, yang ada di
kampung-kampung.
Presiden mengatakan apabila voucher ini
bisa dikerjakan dengan baik dari data BPS yang ada, ia meyakini bahwa
masyarakat Indonesia yang masih kurang sejahtera bisa akan berkurang
lagi karena bantuan ditujukan kepada sasaran yang jelas nama dan
alamatnya.
“Sehingga saya kira apabila ini
secepatnya kita lakukan dan meyakini bahwa angka-angka yang tadi saya
sampaikan akan bisa turun lebih banyak lagi.”
Rapat Terbatas itu antara lain dihadiri
oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Darmin Nasution,
Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Mensos Khofifah Indar
Parawansa, Menkeu Bambang Brodjonegoro, Mentan Amran Sulaiman, dan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar