Penegasan
tersebut disampaikan Sub Divre III Bulog Bojonegoro melalui Kepala
Gudang Bulog Wire Tuban, Dwi S, menanggapi keluhan warga Desa
Sidoharjo, Kecamatan Senori, terkait mutu raskin yang diterima mereka
baru-baru ini.
“Kami akan mengganti semua raskin yang tidak layak
konsumsi dengan beras yang lebih baik. Sedari awal sewaktu sosialiasi
droping raskin hal itu sudah pula kita sampaikan kepada masyarakat,”
tutur Dwi.
Ketika ditanyakan tentang pengawasan dan mekanisme
sortir beras untuk raskin dari mitra kerja Bulog yang masuk ke gudang,
Dwi menyatakan kalau semua prosedur dilalui sesuai dengan mekanisme yang
ada.
“Semua beras yang masuk ke gudang sudah diseleksi petugas
kami sesuai mekanisme. Dan saya tidak mungkin melakukan kontrol satu per
satu. Laporan dari petugas gudang sudah cukup bagi saya. Kalau
dicari-cari kesalahannya pasti akan ada. Dalam hal ini, saya tidak ingin
menyalahkan siapa-siapa. Bila ada yang kurang pas, semua kesalahan
saya,” tukas Dwi emosional.
Dwi menolak berkomentar lebih jauh,
sewaktu ditanyakan soal harga beras sesuai pagu pemerintah yang jauh
lebih murah daripada harga beras di pasaran. Akibatnya, banyak pedagang
yang lebih memilih menjual beras di luar, karena harganya lebih tinggi.
Imbasnya Bulog sempat kesulitan mendapatkan beras.
Pada kesempatan
itu, Dwi juga menyatakan sulitnya mendapatkan beras saat ini. Hal
tersebut, menurut Dwi, sudah disampaikan kepada Bupati Tuban Sub Divre
III Bulog Bojonegoro atasannya langsung.
Berbeda dengan Dwi, Kasub
Bulog Divre III Bojonegoro, Imam Budi, dalam beberapa kali kesempatan
menanggapi persoalan yang terjadi pada distribusi raskin dengan sikap
lebih bijaksana dan rasional dan berusaha mencari akar permasalahan yang
terjadi.
“Setiap laporan dan keluhan menyangkut raskin secepatnya
kami tindaklanjuti serta kami evaluasi kinerja staf saya. Karenanya
untuk menjaga mutu raskin dari mitra kerja Bulog, kita akan buat kantong
packagingya dalam bentuk transparan yaitu plastik warna bening di
setiap sak raskin. Dengan begitu akan lebih mudah dilakukan pengawasan,”
tutur Imam Budi.
Mencuatnya persoalan mutu raskin tersebut,
berawal dari keluhan warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, terkait
raskin yang diterima warga. Disamping warnanya kekuning-kuningan,
kondisi berasnya pecah-pecah layaknya menir.
“Raskin yang kami
diterima dalam droping kali ini, sangat tidak layak konsumsi. Disamping
berasnya hancur warnanya pun kekuning-kuningan. Lho apa ini bentuk
komitmen Perum Bulog dalam upaya ikut membantu mengentas kemiskinan?
Harga murah karena memang bagian dari program pemerintah, tidak
seharusnya bantuan pangan bagi orang miskin diberikan seadanya,” ujar,
Mustahal, tokoh warga setempat, yang berharap agar kejadian tersebut
tidak terulang lagi.
Musatahal juga merespon positif upaya Bulog
mengganti dengan beras yang layak konsumsi. Namun, ia mengingatkan agar
hal itu tidak jadi kebiasaan. dr Tubanportal.com