“Dari analisa kami hanya varietas Manalagi dan Ladika yang paling cocok dengan kondisi tanah dan alam di daerah ini,” terang Ketua Kelompok Tani Kablukan Hambali usai melakukan panen melon bersama Bupati Tuban Fathul Huda dan Wakil Bupati Tuban H Noor Nahar, Jumat (26/11).
Ditambahkan, meski keempat varietas itu juga bisa tumbuh dan berbuah dengan baik, namunm hasilnya yang terbaik hanya jenis Manalagi dan Ladika.
“Dua jenis itu rata-rata satu buahnya mencapi 2 kg. Bahkan, banyak yang hampir 3 kg beratnya. Kalau Sumo dan Action 434 paling besar beratnya hanya 1,7 kg,” tambah Hambali.
Sementara menurut Kabid Penyuluhan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban Ir Sofwan Djamil menjelaskan, kelompok tani yang kini melakukan demplot melon dan kini tengah dipanen ini juga melakukan kerjasama dengan petani milon asal Madiun. Selain itu mereka juga dihubungkan dengan pengusaha buah di pasar induk Kramatjati, Jakarta. Hal itu untuk menjamin milon yang bakal dibudidayakan kelompok tani di Tuban tidak kesulitan menjualnya saat panen raya.
“Para petani sebelumnya juga kita ajak study banding di Madiun untuk mengetahui seluk beluk pertanian milon,” tutur Sofwan Djamil yang juga ketua panitia Temu Lapang Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani 2011 yang bersamaan dengan panen demplot milon di Kablukan.
Dalam pengarahannya, Bupati Tuban H Fathul Huda berharap milon nantinya menjadi salah satu produk unggulan pertanian di Tuban. Bupati juga meminta agar petani tetap meningkatkan kinerjanya, sehingga, hasil pertanian bisa ditingkatkan.
“Pola pikir petani yang menganggap tanam milon seperti meramut bayi merupakan salah satu kendala. Pemikiran semacam itu hanya menimbulkan kemalasan dan tidak ada inovatif di kalangan petani,” tegas Bupati Fathul Huda.
(Kotatuban.com)