16 September 2011

Nasib Petani dibumi yang subur.

 Petani Sedang Menyiram Tanaman Jagung
Sebetulnya, julukan negeri ini yang katanya “gemah ripah loh jinawi”, atau “tongkat dan kayu jadi tanaman”, dsb mestinya betul2 sudah swasembada pangan. Petani makmur, pupuk dan harganya bisa dijangkau tidak sering menghilang, dan ….apalagi presidennya doktor (Dr) dari Institut Pertanian Bogor, kan mestinya ciamik. Tapi mana semua itu?
Sangat sedih, getir melihat rakyat kecil. apakah para pembesar negeri ini sudah kehilangan nurani. mereka seakan tak pernah tau ada begitu banyak rakyat yang selalu mengalami ketidakberdayaan. saya kira dipikiran mereka yang penting diri sendiri tercukupi, perkara rakyat perkara belakangan. 
Padahal, persoalan kemandirian pangan mendesak untuk dibenahi. Sebab, hal itu menyangkut kebutuhan primer rakyat.
seharusnya pemerintah lebih andil dalam mengambil keputusan..mana yang lebih penting perusahaan apa nasib para petani yang selalu hidup bergantung pada alam..cobalah pikir dulu apabila tidak ada petani maka dunia harus makan apa..? bisakah dinegara ini hidup tanpa adanya petani..? pasti tentunya tidak bisa..maka saya harap dukunglah para petani indonesia dengan menurunkan harga pupuk..dan menaikan harga gabah petani sehingga petani indonesia lebih maju….petani maju pasti negara akan maju juga,karna itu adalah SDA yang tidak bisa kita hilangkan dimuka bumi ini.dan bagaimna pemerintah membuat trobosan untuk program untuk pertanian, misalnya mengubah air laut menjadi air tawar untuk mengairi sawah - sawah yang dilanda kekeringan. Program - program pemerintah selama ini kurang mengena terhadap para petani, karena hanya bermanfaat bagi segelintir orang . Kepada Bupati Tuban yang baru semoga mempuyai program terhadap para petani khususnya di kecamatan Bancar yang selama ini kekeringan bila musim kemarau panjang, dimana program itu dapat mengairi sawah-sawah tadah hujan yang selama ini terbengkalai bila musim kemarau panjang.
Pemerintah Terlalu menggantungkan pemenuhan kebutuhan pokok pada produk impor bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Apalagi dengan ancaman krisis pangan yang membayangi dunia, pasar pangan global tidak bisa lagi dipercaya sebagai sumber stok.

Indonesia harus mulai mengandalkan pasokan dalam negeri. Membangun swasembada pangan memang butuh kerja keras, tetapi bukan mustahil untuk dicapai karena negara ini punya semua. Lahan yang luas, iklim yang tropis, bangsa yang agraris, sampai pasar yang besar.
Juga, tidak adanya keberanian memberangus kartel pangan membuat negeri ini menjadi negeri pecandu impor. (rosyid) dioalah dr berbagai sumber

Tidak ada komentar: